Mengenai Saya

Foto saya
Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
Aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku – Cor1415

BersamaMu adalah indah

walking on the dry sand swimming in the air

Selasa, 11 Mei 2010

Dia menyapa aku

hi, akhirnya ada tulisan baru lagi di sini,
ceritanya uda lama ni, tapi bakalan selalu relevan dibawa ke berbagai zaman kok..
ini ceritanya..

hari minggu ini-7maret2010, aku mendapat renungan khusus dari


seorang hamba Tuhan.

dia bercerita tentang beberapa bulan lalu sebelum ia ditahbiskan menjadi pendeta di GKI gejayan.

begini ceritanya "

"Sabtu malam di beberapa bulan lalu,,

saya jalan-jalan mengendarai mobil bersama istri dan kedua anak saya.

saya berputar2 ke daerah condong catur lalu kembali lagi ke rumah saya di daerah jalan kaliurang.

di sekitar jalan kaliurang, tepatnya di sebuah perempatan, tiba-tiba ada motor yang menyebrang

tanpa menggunakan lampu(padahal waktu itu malam.pastilah motor itu tidak jelas terlihat).

Kagetlah saya.spontan saya menglakson orang itu dan ternyata dia juga merasa hal yang sama dengan saya. kagetlah dia

mendengar klakson mobil saya yang nyaring.

lalu dia menepikan motornya.

kurang kerjaan, saya juga menepikan mobil saya.

di saat saya akan keluar, ternyata pengendara motor itu sudah ada di samping jendela mobil saya.

lalu saya buka jendela saya dan berkata, 'mas, hati2 kalau menyetir...' belum selesai saya berbicara, dia langsung membogem

mulut saya(bibir dalam bagian atas dan bawah saya sobek setelah itu).

tanpa memikirkan status saya waktu itu(calon pendeta GKI), saya pun bersiap untuk mengambil kunci stang yang berbentuk seperti huruf

'J'. kunci mobil kubuka, gagang pintu mobil kutarik, kudorong pintu yang ada di sebelah kananku, satu kaki ku keluarkan, telingaku tuli, mataku terfokus pada orang yang menonjokku tadi, dan yang kuingat adalah aku harus membalas perbuatan

orang itu.

satu kaki kulangkahkan keluar dari mobil, dua buah teriakan terdengar. yang satu sayup2, yang satu sangatlah jelas.

antara teriakan sayup "mas, sudahlah! tidak usah digubris! ayo pulang" dan antara teriakan "Banci! ayo sini kalau berani!"

dengan hati yang masih geram dan ingin mengikuti teriakan yang terdengar lebih keras, suara malaikat di sisi kiriku membuat aku menarik

kakiku kembali ke dalam mobil.

"Banci! ayo sini kalau berani!" teriakan itu kembali mengeras. menggema sampai ke dalam pikiranku.

tapi, aku melihat ada anakku yang berumur 4 tahun sedang tidur dengan lelapnya di atas pangkuan istriku yang kucinta.



kuletakkan gagang kunci stang mobil, kututup pintu mobil, kututup jendela.

aku pulang bersama anak-anak dan istriku.



Didepan sudah terlihat rumahku dan kulihat jam telah menunjukkan pukul 22.30.

beberapa menit kemudian, aku mematikan mesin mobilku, pintu mobil terbuka, udara malam yang dingin dan lembab masih menyisakan semangat untukku terus

memikirkan kejadian yang tadi kammi alami.

kami turun dari mobil. istri saya menggendong anakku yang paling kecil dan saya menggendong si sulung.



setelah anak-anak telah berada di kamarnya, sambil memberikan sebongkah es dan segelas air bening untuk meredakan bengkak pada bibir saya,

istri saya mengajak saya berdoa. waktu itu pukul 23.00.



masih melupakan status saya sebagai calon pendeta, saya menolak istri untuk berdoa bersama.

saya biarkan istriku tertidur lebih dahulu.



dan saya keluar rumah, menuju ke teras, duduk, bergumul.

detik-detik saya lewati untuk memikirkan bagaimana hal tadi bisa terjadi,

ternyata detik telah menjadi menit dan menit telah terjadi jam. saya dari tadi hanya memikirkan bagaimana

caranya agar bisa bertemu orang itu lagi.membalas perbuatannya pada saya tadi.

untung jam tangan saya masih terpasang. saya melihat saat ini sudah jam 2.00.





jam 06.00 nanti saya ada pelayanan.

ingin saya melanjutkan pergumulan itu, namun waktu sudah tak mengijinkan lagi.

saya istirahat.



entah bisa dikatakan nyenyak atau tidak,

saya paksakan untuk tidur.



saya pelayanan dengan penampilan baru, bibir eksotis-bengkak.



setelah pelayanan kujalani,



saya akhirnya mengambil nilai penting yang Tuhan mau ajarkan pada saya.

jika saya kmarin malam menulikan telinga kiri saya dan memekakan telinga kanan saya,

saya pasti sudah tidak ada di sini sekarang.

karena malam itu dapat membuat pilihan dua berita di koran pagi ini,

'seorang calon pendeta dianiaya oleh seseorang' atau ''seorang dianiaya oleh seorang calon pendeta'



dan malaikat Tuhan telah datang melalui istri saya untuk menyuruh saya pulang.

maka saya masih disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar