Mengenai Saya

Foto saya
Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
Aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku – Cor1415

BersamaMu adalah indah

walking on the dry sand swimming in the air

Sabtu, 27 November 2010

masa SMA bersama Kawan-kawan

Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur karena atas panggilan-Nya melalui penyelenggara kegiatan kunjungan sosial ini saya dapat belajar akan beberapa nilai kehidupan yang bisa kami rasakan sekali disana. Pada hari jumat yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Maret 2008, kami , siswa-siswi beserta wali kelas kami, Ibu Sisca, mengarahkan bis kami ke arah Sindanglaya, Panti Asuhan Santo Yusuf.
Sesampainya disana, sekitar pukul 11.30, kami langsung disambut saudara-saudara kami yang tinggal disana dengan keterbukaan. Adik-adik kecil kami disana senang riang berkumpul dan berbincang ria dengan sesamanya. Ada pula saudara-saudara kami yang sudah berseragam putih abu-abu dan ada pula beberapa saudara kami yang masih SMP turut bergabung dengan kami.

_____________________________________________________________  _  __  ___  ____  _____
“Kesan kami akan kegiatan sosial yang telah dilakukan mengajarkan kami akan beberapa arti kehidupan yang sesungguhnya; antusiasme, saling berbagi, keterbukaan, kerendah-hatian, kepercaya-dirian, ketertiban, kedisiplinan, kerapihan, kebersihan, saling menghormati, dan beberapa nilai lainnya yang selalu kami ingat semenjak kunjungan kami ke Panti Asuhan Santo Yusuf, Sindanglaya beberapa waktu yang lalu.“

-Kesan seorang siswa yang bernama
ChristRP Kelas XII IPA 2
yang turut serta dalam kegiatan sosial di Sindanglaya-

Bertelapak Kaki Rata dapat Menyelamatkan Nyawa

Bertelapak Kaki Rata dapat Menyelamatkan Nyawa


Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa suatu hari nanti ia akan
menjadi jenderal Angkatan Darat. Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang
lebih daripada cukup untuk dapat membawanya kemanapun ia mau. Untuk itu ia
bersyukur kepada Allah, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan
Allah dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan
menjadi kenyataan.

Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan Angkatan
Darat, ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki rata. Setelah berulang
kali berusaha, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia mempersalahkan Allah yang tidak menjawab doanya. Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya.Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Allah. Ia tahu bahwa Allah ada, namun tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran(penguasa yang lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya
ke dalam gereja.

Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Allah yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan. Ia kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter. Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal.Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini.

Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru. Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya. Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru.

Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan. Tetapi pada suatu hari ia menutup matanya dan pergimenjumpai Tuhan yang telah dibangkitkan. Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Allah mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, "Pandanglah ke langit, anakKu, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan." Di sana, ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi prajurit. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan- akan berkata bahwa
suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis.
Lalu Tuhan berkata, "Sekarang lihatlah bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju." Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah. Kemudian di antara para pasiennya, iamelihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya. Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Allah telah memakainya sebagai alatNya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa, dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu.

(Diambil dari Inspirational Christian Stories oleh Vincent Magro-Attard)
Untuk dapat melihat kehendak Allah digenapkan di dalam hidup anda, anda harus mengikuti Allah dan bukan mengharapkan Allah yang mengikuti anda.
(Dave Meyer,Life In The Word, Juni 1997)

Reformasi Budaya

Reformasi Budaya

Reformasi menandakan perubahan. saat ini yang sepertinya lambat laun akan dirasakan adalah reformasi budaya.
reformasi menuju degradasi.
yup.padahal, jika kita mau memokuskan reformasi ke reformasi keluar dari korupsi,itu lebih baik.
jadi, seharusnya bukan UU pornografi yang keluar, namun UU Korupsi.
kutipan Pasal 1 Bab I UU Pornografi tentang ketentuan umum yang menyebutkan :
"Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar sketsa, ilustrasi,
 foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh,
 atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan
di muka umum yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat."
pengesahan UU ini ditanggapi oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni tanggal 30 oktober 2008 lalu bahwa, "RUU ini menunjukan keprihatinan semua pihak terhadap degradasi moral bangsa yang disebabkan berbagai aspek terkait pornografi..."
Perkataan ini menunjukan bahwa pemerintah hanya memerhatikan degradasi moral bangsa karena pornografi saja. Harusnya pemerintah LEBIH memerhatikan kualitas pendidikan bangsa juga,
karena
akar semua moral bangsa adalah Pendidikan bangsa itu sendiri.

ya!

Allah pasti punya rencana bagi hidup kita, jangan bilang “GAK GUNA GW” tapi bilang aja “APA YANG TUHAN INGINKAN DARI HIDUPKU?”

sekolah yang bener

Berdasarkan berita dari salah satu stasiun televisi swasta
Tanggal 13 november 2010
Seorang remaja nekat melakukan percobaan bunuh diri karena keterbatasan ekonomi
sehingga remaja tersebut harus membantu orang tuanya mencari nafkah dengan cara putus sekolah.
Remaja tersebut nekat meminum obat pembasmi hama. Untung saja masih sempat dibawa oleh ayahnya yang lumpuh dan pamannya ke rumah sakit sehingga remaja tersebut masih dapat hidup.
Jika ada seorang remaja ingin bunuh diri karena putus sekolah,
Apakah kita yang bisa bersekolah ini masih mau menyianyiakan kesempatan bersekolah yang ada?