Mengenai Saya

Foto saya
Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
Aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku – Cor1415

BersamaMu adalah indah

walking on the dry sand swimming in the air

Selasa, 22 Februari 2011

Sebuah Kawat Harapan

Seketika harapan untuk mencapainya meleleh. Tepat jam 12 siang kemarin, aku harus berhenti dari aktifitasku untuk mendorong semangatku lebih keras agar bisa bertahan melewati hambatan lelehan harapan mencapainya. Tanjakan dan turunan mau tak mau harus aku lewati agar aku bisa membekukan lagi semangatku. Banyak orang membantu pada awalnya dan berkurang menjadi hanya tinggal aku dan seorang kerabat angin(org tak dikenal yang baik).
Sebuah tanjakan terakhir akhirnya terlampaui melalui kucuran peluh, hujaman nafas, dan darah jiwaku. Kumasukkan semangatku ke dalam lemari pengeras semangat dengan bantuan beberapa kerabat pohon(keluarga) dan kerabat angin.


_inspirasi ini berasal dari kisah oom tanggal 25 desember yang harus tertahan di bumiayu-brebes selama 22 jam karena ada kerusakan pada kampas kopling mobil avanzanya. di siang hari yang bolong anak laki-lakinya harus mendorong mobil dibantu 4orang lain tak di kenal pada awalnya, namun berkurang menjadi 1 orang pada sebuah tanjakan akhir tempat sebuah bengkel kecil berada. Pembongkaran pun dimulai dan montirnya mengatakan kalau oomku harus membeli sebuah kampas kopling. Sayangnya, barang tersebut tidak ada di kota Bumiayu, bahkan di kota Brebes.
 Akhirnya, sebuah kampas kopling baru harus dibeli di luar kota brebes. Namun, ternyata ada bagian yang kurang yaitu sebuah kawat penahan. Sesak rasanya saat mendengar hal tersebut. Awalnya, Sang montir mengatakan bahwa biasanya jika membeli kampas tersebut, maka akan disertakan pula kawat penahannya. Jika harus membayangkan harus kembali lagi ke kota yang menjual kampas kopling tersebut, sepertinya itu bukan menjadi pilihan. Seorang montir yang lain tanpa basa-basi langsung mencoba menggunakan kawat untuk dibentuk menjadi seperti kawat yang dibutuhkan saat itu. Tapi itu tidak bisa.
 Siang hari terik membuat diri semakin tak sabar untuk melanjutkan perjalanan ke kota tujuan, Yogyakarta. Sekitar 5 jam perjalanan darat. Seorang montir lain akhirnya mengatakan kalau ia menemukan toko yang menjual kawat tersebut sekitar 60 menit dari kota Bumiayu. Maka ia pun bergegas menuju toko tersebut.
Di saat kami lelah menanti, montir tadi akhirnya datang membawa komponen yang dibutuhkan. Tanteku mengatakan "Ah. Kawat harapan akhirnya datang juga!"
...
....
.....
......
.....
....
..

Sebuah benda kecil yang kita kira bisa datang dari olahan tangan kita sendiri tidak sepenuhnya benar. Sebuah karya yang telah kita lakukan bertahun-tahun melalui tangan dan pemikiran kita tidak bisa menjadi sebuah pegangan yang kuat(kawat biasa yang digunakan untuk penahan kampas kopling) kita harus mencari dan mendapatkan sebuah kawat yang benar-benar telah dibentuk untuk keperluannya dan pasti kuat. Dia, sang pengasih yang telah dibentuk untuk kehidupan kita, harus kita cari dan kita dapatkan hatinya. Buatlah hatimu menyatu denganNya agar kamu bisa berkomunikasi dan bercerita bahkan disaat kamu tidak bisa bercerita, Dia telah mengerti. Dia Seorang harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar