Tanggal 15 Desember sore, sepulang dari kerja kelompok, aku seperti biasanya mengunjungi kawan-kawanku di balkon rumah nenek. Mereka adalah ikan cupang di akuarium kecil, ikan-ikan mas di kolam plastik buatan, dan tanaman-tanaman penyejuk balkon yang sudah ada sejak tahun pertama kedua kuliahku.
Sore ini, seperti biasanya, aku memberi mereka makan dengan pelet dan pupuk. Tergantung kawan mana yang aku beri makan.
Oh iya, sebentar lagi kan natalan dan biasanya kalau natalan, rumah nenek akan dipenuhi oleh tante,oom, sepupu, dan keponakan dari luar dan dalam kota. Bukan tidak mungkin mereka akan main ke rumah lantai atas, terlebih lagi balkon(karena, kita bisa melihat pemandangan Gunung Merapi dari balkon dengan jelas, maka, sungguh menyenangkan menghabiskan beberapa menit atau jam duduk di pinggiran balkon). berhubung tanaman-tanamanku letaknya adalah di lantai balkon, aku pikir itu akan menghalangi orang yang akan lalu-lalang di balkon.
Akhirnya aku memutuskan untuk membuat taman kecil di atas genteng-genteng nenek dengan memalangkan kayu bekas dari pinggiran balkon ke permukaan genteng rumah lantai bawah. Berhubung tanaman yang kutanam di balkon cukup banyak; cabai, binahong(ge tau bahasa latinnya), kamboja, pohon jarak, pohon beringin, lidah buaya, melati air, bambu ruas, pandan, padi, paprika, maka akhirnya aku memutuskan untuk membuat permukaan dari kayu-kayu bekas itu cukup lebar.
Tanaman-tanaman tersebut merupakan tanaman-tanaman percobaanku yang berawal dari keinginanku membuat bibit cabai dan lidah buaya yang bagus. karna takut ada yang memetik sembarangan, maka aku akhirnya membuat papan bertuliskan "Taman Langit" yang dibelakangnya bertuliskan "Tidak Untuk Dipetik"..hhe..malah keliatan kayak taman kota aja..
Yup..Taman Langit akhirnya lahir untuk menggantikan taman gantung Babilonia yang dulunya adalah salah satu keajaiban dunia. Selamat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar